Penguatan
yang dimaksud dalam taktik Sea Cities ini adalah penguatan sistem
infrastruktur perlindungan banjir dan pertahanan laut yang ada untuk perkotaan. Penguatan dapat
berupa pembangunan revetment, dyke, wave-breaker,
tide-gate,
hingga tanggul raksasa raksasa. Penguatan juga
termasuk penerapan teknologi untuk mempertahankan proses alamiah sehingga
sistem perkotaan yang sudah ada dapat terlindungi seperti
melalui pemeliharaan pantai, restorasi bukit pasir dan konservasi mangrove. Meskipun penguatan ini
dapat melindungi perkotaan pesisir dari ancaman ombak di laut, namun penguatan
ini masih dipertanyakan keefektifannya dalam jangka panjang. Isu lingkungan
yang berkembang seperti perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut yang dari
tahun ke tahun tidak dapat dicegah hanya dengan penguatan ini. Maka dari itu
dibutuhkan taktik-taktik lainnya.
Mengakomodasi adalah taktik selanjutnya dalam
menanggapi kenaikan
muka air laut melalui penyesuaian sistem fisik dan
sosial ekonomi perkotaan.
Idenya adalah untuk membiasakan semua pengambil keputusan, pemangku
kepentingan terkait dan khususnya orang-orang yang terkena dampak dengan fakta
dan nilai baru yang diperlukan untuk hidup berdampingan dengan
air. Akomodasi
dalam konsep Sea Cities menampung seluruh penduduk yang tinggal di kawasan
terdampak tanpa harus melakukan relokasi atau ke kawasan lain.
Release merupakan salah satu taktik dari konsep Sea
Cities yang dibangun dengan asumsi bahwa kota tidak lagi mampu
menampung tekanan kenaikan
permukaan air laut. Taktik ini adalah mengorbankan sebagian
kawasan perkotaan dan memindahkan sistem
fisik, sosial dan ekonomi ke dataran yang lebih tinggi atau jauh dari
laut. Meskipun taktik ini tampak jelas, beberapa konsekuensi negatif
mungkin dapat
menyertai seperti peningkatan kepadatan penduduk dan
perambahan wilayah tujuan,
serta hilangnya arsitektur,
bangunan, dan infrastruktur yang memiliki nilai historis
dan budaya di lokasi yang terancam akibat kenaikan muka air laut.
Mengapung adalah taktik kota laut terakhir yang agak
tidak biasa, karena kemungkinan akan menggeser
semua sistem kota dari basis terestrial (daratan) ke akuatik (perairan).